Lebih dari lima tahun pondok ini berdiri. Secara fisik, pondok mengalami perkembangan yang cepat. Beberapa bulan lalu, ketika pembangunan lapangan futsal mencapai tahap akhir, pondok mulai membangun bangunan baru di atas rumah pengasuh. Rencanya, bangunan itu akan menjadi perpustakaan. Selama ini, perpustakaan pondok hanya ruang sempit yang berdempetan dengan kamar Abu Ubaidah bin Jarrah, masjid lama. Hari ini, bangunan tersebut sudah mencapai tahap 90% , tinggal lantai, pintu, dan jendelanya.
Sementara itu, tidak jauh di depan bangunan itu, pondok melakukan pembenahan pada kolam ikan dan pembuatan ruangan filter air, agar kondisi air selalu bersih. hiasan di sekitar kolampun bertambah ramai. Uniknya, mandor pekerja yang mendesain ulang kolam ikan ini adalah salah satu wali santri dari ananda M. Farhan Hanif santri kelas IV.
Di ujung tenggara wilayah pondok pun ada bangunan yang hampir selesai. Bangunan yang mendapat bantuan dana pemerintah tersebut akan menjadi tiga ruang kelas, masing masing berukuran 9×9 meter.
“Insya Allah seminggu lagi selesai” kata pak min mandor sekaligus arsitek bangunan pondok.
Tentu saja bangunan baru ini menjadi kabar baik bagi pondok. Namun, kabar baik ini membawa 1 kabar menyedihkan. Tidak jauh dari sana ada bangunan semi permanen yang akan dibongkar. Sebenarnya, ruang kelas itu adalah bangunan paling bersejarah yang masih ada di pondok. “Seharusnya bangunan bersejarah itu tidak di bongkar” kata Kyai beberapa waktu lalu disela-sela ceramahnya.
Bagaimana dengan masjid baru pondok di ujung barat sana? Untuk sementara pembangunannya sudah menghabiskan dana lebih dari 1 milyar kalo ada yang ingin berinfaq jariyah, peluang kebaikan itu masih terbuka lebar.
#foto diambil pada malam hari.
Penulis : M. Dhiyaul Haq
Editor : DAJ
Leave a Reply