Senin 31 Juli – Sabtu 5 Agustus 2017, Pondok Pesantren Daarul Ukuwwah mengadakan acara Dauroh Al-qur’an dengan metode Nurul Bayan yang diisi oleh Syekh Ahmad Muhhammad Kamaly Ismail Mustofa Al Misry atau yang biasa dipanggil Syekh Kamaly. Acara tersebut diadakan di lapangan futsal PPDU dikarenakan masjid masih dalam proses ppembangunan. Acara ini dihadiri oleh seluruh santri dan santriwati aliyah PONPES Daarul Ukhuwwah dan tak ketinggalan para ustad juga ikut meramaikan acara ini. Tujuan diadakan dauroh ini agar seluruh santri mengerti tentang pentingnya bacaan Al-qur’an dan tajwidnya
Syekh Kamaly adalah salah satu pengajar metode Nurul Bayan yang terkenal di Mesir, bagi beliau metode ini lebih dikhususkan pada anak–anak, orangtua yang tidak bisa baca Al-qur’an, orang luar wilayah Jazirah Arab dan para mualaf, karena metode ini menggunakan metode mengeja huruf dan tajwid. Tidak hanya itu, metode tersebut juga memperdalam ilmu tajwid agar para murid bisa memebaca Al-qur’an dan mengerti hukum dari bacaan tersebut.
Hari pertama acara ini dipimpin oleh Ust. Ahmad Fadhil Batu Bara., Lc selaku pembawa acara, kemudian dilanjutkan sambutan dari Ust. Ahmad Syakirin Asmu’i., Lc. Ma (Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Ukhuwwah Putri 1) sebagai sambutan beliau berterimakasih atas kedatanggan Syekh Kamaly karena sempat meluangkan waktunya untuk datang ke PONPES Daarul Ukhuwwah. Beliau juga berterimakasih pada Nurul Bayan yang telah memberikan izin kepada Syekh Kamaly untuk datang ke PPDU.
Setelah sambutan dari Ust. Ahmad Syakirin Asmu’i., Lc. Ma. Acara dilanjutkan dengan perkenalan Syekh Kamaly. Setelah beliau memperkenalkan diri, beliau langsung memulai pembahasan buku pertama yang berjudul Fathur Rahman. Buku ini membahas tentang cara membaca dengan metode Tahajji (mengeja). Pengejaan tidak hanya mengeja huruf, melainkan mengeja dengan menyebutkan hukum dari bacaan tersebut. Pertemuan pertama Syeikh menjelaskan tenang cara baca huruf hijaiyah beserta harakatnya, mulai dari fathah sampai dengan hukum tanwin bil kasrah. Pelatihan ini dimulai dari pukul 08.00 WIB sampai pukul 14.45 WIB dengan dua kali istirahat. Istirahat pertama berlangsung pada pukul 10.00-10.30 WIB, sedangkan istirahat kedua berlangsung pada pukul 11.30-13.30 WIB, istirahat kedua para hadirin di persilahkan untuk shalat dhuhur dan makan siang, kemudian dilanjutkan kembali hingga acara ini selesai. Hari pertama ini, para hadirin dapat menyelesaikan lebih dari setengah buku Fathur Rahman.
Hari kedua, Syeikh Kamaly melanjutkan pembaasan pada hari sebelumnya yang sempat terpotong dikarenakan waktu Dauroh yang terbatas. Pada hari ini beliau membahas tentang bab tanwin bi dhom sampai ibtida’ bi hamzah washal sekaligus menyelesaikan seluruh isi dari buku Fathur Rahman.
Hari ke tiga, sebelum acara tersebut dimulai, santriwan dan santriwati di persilahkan untuk melontarkan pertanyaan kepada Syeikh Ahmad Kamaly seputar pelajaran yang telah tersampaikan atau petanyaan diluar tema seminar ini. Kegiatan tanya jawab tersebut berlangsung dari awal pembukaan seminar hingga istirahat pertama berlangsung. setelah istirahat, Syeikh memulai dengan buku kedua yang berjudul Fathur Rabbani. Buku tersebut menjelaskan tentang keutamaan Al-Qurabatasnul Karim yang terdapat pada beberapa ayat Al-Quran, Hadist, Syair (pesyair arab). Buku tersebut juga membahas tentang Etika/Adab ketika membaca Al-Qur’an dan dilanjutkan dengan pembahasan hukum tajwid beserta cara mengejanya.
Hari ke-empat, acara tersebut dimulai seperti hari sebelumnya, yaitu sesi tanya jawab yang dilontarkan oleh parasantriwan dan santriwati dengan menggunakan kertas yang akan dijelaskan secara singkat dan jelas oleh Syeikh Ahmed Kamaly dikarenakan pertanyaan yang sangat banyak dan waktu yang terbatas. Sesi ini memakan waktu yang sama seperti hari sebelumnya yaitu dari awal acara hingga istirahat pertama berlangsung. Setelah istirahat pertama, Syeikh Ahmed Kamaly melanjutkan pembahasan metode Nurul Bayan pada buku Fathur Rabbani. Hari ke-empat mereka memasuki pembahasan hukum miim dan nuun tasydiid, ghunnah, hukum-hukum miim sakinah. Hukum mim ini dibagi menjadi 3 yaitu: Ikhfa’ syafawi, Idgham mistlain shagiir dan idzhar syafawi. Kemudian idgham,idzhar syafawi dan hukum-hukum lam sakinah. Hukum lam sakiniah dibagi menjadi 5 yaitu: lam fi’il, lam huruf,lam isim,lam amru dan lam ta’riif. Lam ta’riif dibagi menjadi dua bagian yaitu: lam qamariyah dan lam syamsyiyyah.
Hari kelima, acara ini tidak dimulai dengan sesi pertanyaan seperti halnya dilakukan di dua hari sebelumnya. Akan tetapi,langsung dimulai dengan pelajaran selanjutnya. Hari Kelima,Beliau menjelaskan tentang bab Jenis-jenis mad. Dalam pembahasan hari kelima, tidak semua jenis mad yang tercantum di buku Fathur Rabbani dibahas, dikarenakan keterbatasan waktu. Sesi tanya jawab dilaksanakan pada akhir pertemuan. dihari kelima itu pula Syeikh Ahmed Kamaly menawarkan kepada seluruh santriwan dan santriwati bagi siapa saja yang siap untuk diuji membaca Al–Qur’an menggunakan metode Nurul Bayan dan akan mendapatkan dua Syahid (sertifiat), sedangkan yang tidak mengikuti ujian tersebut maka hanya mendapatkan Syahid Hudhur saja.
Hari ke-enam sekaligus hari terakhir dauroh itu, Syeikh Ahmed Kamaly menyampaikan pembahasan terakhir dari kitab Fathur Rabbani. Di pembahasan ini beliau membahas tentang mulahdhah mudud,mad silah,tafkhim dan tarqiq, ibtida dan waqaf. Sebelum acara terakhir Syeikh Ahmed Kamaly memberikan kesempatan untuk siapa saja yang ingin bertanya. Penghujung acara dauroh ini di tutup dengan do’a yang dipimpin langsung oleh Syeikh Ahmed Kamaly. Setelah memanjatan do’a, dilanjutkan dengan foto kenangan bersama Syeikh Ahmed Muhammed Kamaly Mustafa Al-Mishry.
Foto bersama santri Pondok Pesantren Daarul Ukhuwwah dengan Syekh Ahmad Muhhammad Kamaly Ismail Mustofa Al Misry
Penulis : Ahmad Fathin Rabbani
Editor : Krisna Agusti
Leave a Reply