SHOPPING CART

close

ROSYAD MAULID NABI 1446 H

 

Robithoh Syabab Ad-Duat atau lebih kerap disebut “ROSYAD” merupakan salah satu agenda kajian rutin sebelum berbuka setiap hari senin dan kamis.ROSYAD sendiri adalah program milik majlis Tarbiyah Wa Ta’lim pondok,yang berisi tentang kajian-kajian atau masalah-masalah keseharian santri yang belum sempat terjawab.Acara ini tidak diwajibkan bagi seluruh santri,namun dibuka bagi yang mau saja.

 

Senin,16 September 2024 M/12 Rabiul Awal 1446 H,ROSYAD

 

membawakan tema yang berbeda dari biasanya.Karna,pada hari itu bertepatan dengan acara peringatan Maulid Nabi besar kita,Nabi Muhammad S.A.W. Tahun 1446 H.Tidak seperti sebelum-sebelumnya ,yang biasanya pesertanya kurang dari 50 santri sekarang justru nyaris 160 santri yang ikut dalam acara kajian ini.

Acara dibagi menjadi dua sesi.Untuk sesi yang pertama yakni ‘Kajian Jelang Berbuka’.Dimulai sekitar jam 16:45 sore di aula Al-a’la pondok.Topik pembicaran pada kajian ini adalah ‘’Dari mana datangnya Maulid dan Apa hukum merayakannya’’Yang dibawakan oleh Al-Akh Izuddin Humam,siswa akhir KMI Pondok Pesantren Daarul Ukhuwwah.Sesi kedua dimulai setelah sholat Isya’ berjamah,lokasi yang awalnya di aula Al-A’la kini dipindah ke Masjid jami’ Daarul Ukhuwwah.Karna pada sesi inilah acara puncak berada,acara’’Sholawatan Bersama’’.Judul buku yang digunakan untuk acara malam ini “مولد سيمتودور “ Maulid Simtudduror  (Sungguh maulidmu yang agung ini) karya Habib Ali bin Muhammad bin Husain al-Habsyi.Dan acara ditutp dengan makan-makan Bersama.

Lantas apa hukum merayakan Maulid Nabi?

Jawabanya adalah “boleh”.Memang, ada beberapa orang yang mengatakan ini adalah Bid’ah dan kullu Bid’ati dolllalah,setiap hal baru yang sebelumnya tidak ada pada zaman Rosul adalah Sesat.Tapi,imam Syafi’I membagi Bid’ah menjadi dua;Bid’ah Hasanah(baik) dan Bid’ah Say’ah(buruk/syirik).Maulid Nabi termasuk golongan Bid’ah Hasanah.Karna pada awalnya,Alasan diadakannya hari peringatan Maulid Nabi adalah untuk memperingati sekaligus mengenal, mengenang, dan memuliakan diri pribadi Nabi Muhammad SAW yang sangat agung.

Mengenai kisah keluarnya ucapan ‘Umar “sebaik-baik bid’ah adalah ini(terawih)” dapat kita saksikan pada hadits berikut ini.

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدٍ الْقَارِيِّ أَنَّهُ قَالَ خَرَجْتُ مَعَ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ فِي رَمَضَانَ إِلَى الْمَسْجِدِ فَإِذَا النَّاسُ أَوْزَاعٌ مُتَفَرِّقُونَ يُصَلِّي الرَّجُلُ لِنَفْسِهِ, وَيُصَلِّي الرَّجُلُ فَيُصَلِّي بِصَلَاتِهِ الرَّهْطُ. فَقَالَ عُمَرُ: وَاللَّهِ إِنِّي لَأَرَانِي لَوْ جَمَعْتُ هَؤُلَاءِ عَلَى قَارِئٍ وَاحِدٍ لَكَانَ أَمْثَلَ, فَجَمَعَهُمْ عَلَى أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ. قَالَ: ثُمَّ خَرَجْتُ مَعَهُ لَيْلَةً أُخْرَى وَالنَّاسُ يُصَلُّونَ بِصَلَاةِ قَارِئِهِمْ, فَقَالَ عُمَرُ: نِعْمَتِ الْبِدْعَةُ هَذِهِ, وَالَّتِي تَنَامُونَ عَنْهَا أَفْضَلُ مِنْ الَّتِي تَقُومُونَ, يَعْنِي آخِرَ اللَّيْلِ وَكَانَ النَّاسُ يَقُومُونَ أَوَّلَهُ

Dari Abdurrahman bin Abdil Qaary katanya; aku keluar bersama Umar bin Khatthab di bulan Ramadhan menuju masjid (Nabawi). Sesampainya di sana, ternyata orang-orang sedang shalat secara terpencar; ada orang yang shalat sendirian dan ada pula yang menjadi imam bagi sejumlah orang. Maka Umar berkata: “Menurutku kalau mereka kukumpulkan pada satu imam akan lebih baik…” maka ia pun mengumpulkan mereka –dalam satu jama’ah– dengan diimami oleh Ubay bin Ka’ab. Kemudian aku keluar lagi bersamanya di malam yang lain, dan ketika itu orang-orang sedang shalat bersama imam mereka, maka Umar berkata, “Sebaik-baik bid’ah adalah ini(terawih), akan tetapi saat dimana mereka tidur lebih baik dari pada saat dimana mereka shalat”, maksudnya akhir malam lebih baik untuk shalat karena saat itu mereka shalatnya di awal malam(HR al-Bukhori)

 

 

MUDIR MA’HAD

Daarul Ukhuwwah Media